Kisah Pemuda Beribu-Bapakan Babi
Nabi Musa Nabi yang sering berdialog dengan Allah Ta‘ala,
Setiap kali bermunajat ia naik ke bukit Tursina,
Di sanalah ia berdialog dengan Allah Ta‘ala.
Nabi Musa sering menyapa di bukit Tursina,
Allah menjawab pada waktu itu juga.
Inilah kelebihan Nabi Musa,
Nabi-Nabi lain kelebihan seperti ini tak pernah dijumpa.
Nabi Musa bertanya kepada Allah pemilik Sorga :
”Siapakah nanti jiranku di sorga ?”
Allah pun menyebutkan namanya,
Menyebutkan kampung dan tempat tinggal selain namanya.
Dengan pertolongan orang kampung itu,
Musa pun sampai di tempat itu.
Dan bertemu dengan orang itu,
Sesudah memberi salam dipersilakan ia masuk ke rumah itu,
Dan duduk di ruang tamu rumah itu.
Tuan rumah tidak melayani nabi Musa,
Ia pergi ke kamar dan ke luar mendukung babi betina pula.
Nabi Musa terkejut melihatnya,
Babi itu dimandikan dan dibersihkannya pula,
Dilap dan dipeluk ciumnya diantar ke kamar, begitulah dilihatnya.
Demikian pula babi jantan lebih besar dari itu,
Diperlakukannya seperti itu.
Dimandikan dan dibersihkannya,
Dilap hingga kering, dipeluk dan dicium sesudah dibersihkannya.
Selesai kerjanya barulah ia melayani nabi Musa.
”Apakah agamamu ? ”Tanya nabi Musa.
”Aku agama Tauhid, agama Allah”, jawab pemuda itu.
”Kenapa kamu memelihara babi ?” Kata nabi Musa.
”Kita tidak boleh berbuat begitu,” katanya kepada pemuda itu.
”Wahai tuan hamba,” kata pemuda itu.
”Sebenarnya Ibu Bapa kandungku adalah ke dua babi itu.
Mereka dikutuk Allah karena melakukan dosa besar.
Soal dosa urusan mereka itu dengan Allah Yang Maha Besar.
Aku sebagai anak,
Tetap melaksanakan kewajibanku sebagai anak,
Walau pun rupa mereka seperti babi,
Aku tetap melaksanakan tugasku setiap hari.
Tiap hari aku berdo‘a kepada Allah,
Agar mereka diampuni Allah,
Dan kembali rupa mereka seperti semula diciptakan Allah.”
Allah berfirman lagi :
”Wahai Musa inilah jiranmu di sorga nanti,
Sekali pun Ibu Bapanya sudah buruk dengan rupa babi,
Juga kepada ke dua orang tuanya ia tetap berbakti.
Kami naikkan ia jadi anak sholih sebagai tanda berbakti.
Kami angkat do‘a anaknya yang menyayangi Ibu Bapanya,
Tempat ke dua Ibu Bapanya,
Kami sediakan di dalam neraka,
Telah kami pindahkan ke dalam sorga dan tidak lagi di neraka.”
H.M. Ma‘shum Hasibuan, B.A.
Setiap kali bermunajat ia naik ke bukit Tursina,
Di sanalah ia berdialog dengan Allah Ta‘ala.
Nabi Musa sering menyapa di bukit Tursina,
Allah menjawab pada waktu itu juga.
Inilah kelebihan Nabi Musa,
Nabi-Nabi lain kelebihan seperti ini tak pernah dijumpa.
Nabi Musa bertanya kepada Allah pemilik Sorga :
”Siapakah nanti jiranku di sorga ?”
Allah pun menyebutkan namanya,
Menyebutkan kampung dan tempat tinggal selain namanya.
Dengan pertolongan orang kampung itu,
Musa pun sampai di tempat itu.
Dan bertemu dengan orang itu,
Sesudah memberi salam dipersilakan ia masuk ke rumah itu,
Dan duduk di ruang tamu rumah itu.
Tuan rumah tidak melayani nabi Musa,
Ia pergi ke kamar dan ke luar mendukung babi betina pula.
Nabi Musa terkejut melihatnya,
Babi itu dimandikan dan dibersihkannya pula,
Dilap dan dipeluk ciumnya diantar ke kamar, begitulah dilihatnya.
Demikian pula babi jantan lebih besar dari itu,
Diperlakukannya seperti itu.
Dimandikan dan dibersihkannya,
Dilap hingga kering, dipeluk dan dicium sesudah dibersihkannya.
Selesai kerjanya barulah ia melayani nabi Musa.
”Apakah agamamu ? ”Tanya nabi Musa.
”Aku agama Tauhid, agama Allah”, jawab pemuda itu.
”Kenapa kamu memelihara babi ?” Kata nabi Musa.
”Kita tidak boleh berbuat begitu,” katanya kepada pemuda itu.
”Wahai tuan hamba,” kata pemuda itu.
”Sebenarnya Ibu Bapa kandungku adalah ke dua babi itu.
Mereka dikutuk Allah karena melakukan dosa besar.
Soal dosa urusan mereka itu dengan Allah Yang Maha Besar.
Aku sebagai anak,
Tetap melaksanakan kewajibanku sebagai anak,
Walau pun rupa mereka seperti babi,
Aku tetap melaksanakan tugasku setiap hari.
Tiap hari aku berdo‘a kepada Allah,
Agar mereka diampuni Allah,
Dan kembali rupa mereka seperti semula diciptakan Allah.”
Allah berfirman lagi :
”Wahai Musa inilah jiranmu di sorga nanti,
Sekali pun Ibu Bapanya sudah buruk dengan rupa babi,
Juga kepada ke dua orang tuanya ia tetap berbakti.
Kami naikkan ia jadi anak sholih sebagai tanda berbakti.
Kami angkat do‘a anaknya yang menyayangi Ibu Bapanya,
Tempat ke dua Ibu Bapanya,
Kami sediakan di dalam neraka,
Telah kami pindahkan ke dalam sorga dan tidak lagi di neraka.”
H.M. Ma‘shum Hasibuan, B.A.
0 komentar:
Posting Komentar
Komentar Harus Yang Bersahabat heeee